Denpasar , Sejak diluncurkan pada Januari 2021, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif terus berkembang pesat, bahkan menembus pasar global. Hingga Oktober 2024, tercatat 938.200 orang telah mengikuti UKBI, baik warga negara Indonesia maupun asing. Popularitas ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang mewajibkan UKBI sebagai syarat program tertentu, seperti jabatan fungsional widyabasa, beasiswa unggulan, dan kelulusan di sekitar 80 perguruan tinggi.
Meski kian eksis, tantangan tetap ada. Sikap sebagian masyarakat yang menganggap kemahiran berbahasa Indonesia tidak perlu diuji masih menjadi hambatan. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, menyoroti pentingnya kolaborasi dan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. “Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah berkolaborasi dan terus menyosialisasikan UKBI ini. UKBI ini bisa eksis tentu atas kerja sama kita semua. Hal ini harus kita tingkatkan ke depannya,” ujarnya dalam Lokakarya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia di Denpasar, 19–22 November 2024.
Ganjar juga menekankan kesenjangan infrastruktur jaringan di wilayah timur Indonesia yang menghambat partisipasi peuji dari daerah tersebut. Untuk mengatasi hal ini, ia merancang sistem UKBI berbasis kecerdasan artifisial (AI) yang akan memudahkan pelaksanaan ujian tanpa terkendala jaringan. “Dalam peta jalan yang saya buat, saya sudah mengusulkan UKBI berbasis AI. Ini akan memudahkan kita dalam melakukan penilaian karena semua sudah terbaca dalam sistem melalui algoritma-algoritma tersebut. Kita berharap akan ada kemudahan mengikuti UKBI ini nantinya,” tegasnya.
Ketua Tim KKLP UKBI, Elvi Suzanti, dalam laporan kegiatan lokakarya, menyebutkan bahwa acara ini bertujuan menyusun regulasi dan peta jalan UKBI. Selain itu, lokakarya ini menghasilkan rencana tata kelola layanan UKBI Adaptif untuk memperkuat pelaksanaannya di masa depan. Kegiatan ini menghadirkan pakar-pakar bahasa, termasuk Yudhistira Nugraha dan Bambang Trimansyah, untuk menyusun draf standar kemahiran berbahasa.
Salah satu peserta lokakarya, I Dewa Gede Budi Utama dari Universitas Pendidikan Ganesha, menilai UKBI memiliki peran penting dalam membangun sikap positif berbahasa. Kecintaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia akan meningkat dengan mengikuti UKBI. Dengan inovasi berbasis AI, UKBI diharapkan semakin relevan dan mudah diakses oleh semua kalangan.