Padang - Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Algamar, mendukung rencana Perumda Air Minum (PDAM) Padang untuk menaikkan tarif air secara bertahap mulai 2025 hingga 2030. Langkah ini bertujuan mengurangi beban subsidi yang selama ini diterapkan pada beberapa golongan tarif. Rencana tersebut disampaikan dalam rapat bersama di Rumah Dinas Wali Kota Padang, Jumat (29/11/2024), yang dihadiri Direktur Utama PDAM Padang, Hendra Pebrizal.
PDAM Padang menargetkan kenaikan rata-rata tarif sebesar Rp740 dalam lima tahun ke depan. Dimulai pada 2025 dengan kenaikan Rp754, tarif terus naik bertahap hingga 2030. Sebagai gambaran, pelanggan rumah tangga dengan pemakaian 10 meter kubik yang kini membayar Rp39.500 akan dikenai tarif Rp41.500 pada tahun depan. “Kami menyadari kenaikan ini memiliki konsekuensi politik, tapi ini adalah langkah bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan PDAM,” ujar Andree.
Menurut Andree, penyesuaian tarif merupakan upaya penting untuk memperbaiki infrastruktur, termasuk mengganti pipa-pipa tua peninggalan Belanda. Ia juga mengapresiasi langkah PDAM yang telah menggelar sosialisasi serta konsultasi publik dengan berbagai pihak terkait. Roadmap pembaruan infrastruktur ini sangat diperlukan demi pelayanan yang lebih baik.
Direktur Utama PDAM Padang, Hendra Pebrizal, menjelaskan bahwa meskipun tarif naik, subsidi tetap diberikan kepada pelanggan rumah tangga dan instansi pemerintah. Namun, ia menekankan pentingnya penyesuaian agar subsidi lebih tepat sasaran. Dari 2020 hingga 2024, PDAM Padang telah mengeluarkan Rp402 miliar untuk subsidi. “Subsidi untuk instansi pemerintah perlu dikurangi atau dihentikan. Fokus subsidi harus untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” tegas Hendra.
Hendra juga menargetkan efisiensi subsidi untuk instansi pemerintah ke angka di bawah 10 persen. Hal ini dianggap penting untuk menjaga keberlanjutan operasional sekaligus memastikan layanan air bersih tetap terjangkau bagi masyarakat.
(IP)
